Komisi III Apresiasi Peran Polantas sebagai Wajah Terdepan Polri dalam RDP Korlantas

Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III DPR RI dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dan seluruh Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda se-Indonesia menjadi wadah evaluasi menyeluruh terkait pelayanan publik, keselamatan jalan, dan kesiapan pengamanan jelang periode libur nasional. Dalam forum tersebut, Anggota Komisi III DPR RI, Habib Aboe Bakar Al-Habsyi, memberikan sorotan khusus terhadap peran Polisi Lalu Lintas sebagai representasi utama citra Polri di mata masyarakat.

Dalam pandangannya, Aboe menilai Kakorlantas saat ini menunjukkan gaya kepemimpinan yang lebih fleksibel, komunikatif, dan percaya diri dalam memahami dinamika lapangan. Ia menilai pendekatan tersebut menjadi kunci penting untuk memperbaiki kualitas pelayanan lalu lintas. Menurutnya, kemampuan berinteraksi dengan masyarakat dan memahami kebutuhan situasional di jalan raya memperlihatkan perubahan positif dalam tubuh Korlantas.

Aboe kemudian memberikan apresiasi kepada Kakorlantas Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho atas penyampaian laporan yang dianggap komprehensif dan humanis. Ia menilai format penyampaian tersebut menggambarkan karakter Polisi Lalu Lintas yang semakin mengedepankan pendekatan ramah dan empatik. Dalam forum itu, Aboe menegaskan bahwa Polisi Lalu Lintas merupakan “wajah coklat” yang paling terlihat oleh publik karena beroperasi langsung di ruang aktivitas warga setiap hari.

Menurutnya, keberadaan Polantas di persimpangan jalan, pusat keramaian, hingga lokasi darurat membuat mereka menjadi elemen pertama Polri yang berinteraksi dengan masyarakat. Kondisi tersebut menjadikan kinerja Polantas berpengaruh besar terhadap citra Polri secara keseluruhan, terutama dalam urusan pelayanan publik dan keselamatan berlalu lintas.

Dalam RDP itu, Aboe turut membahas capaian penurunan kecelakaan selama masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024–2025. Data resmi menunjukkan terdapat 3.434 kejadian kecelakaan, atau menurun sekitar 13,8 persen dibanding periode serupa sebelumnya. Ia menilai tren tersebut menunjukkan adanya langkah perbaikan sistematis, meskipun ia menegaskan bahwa setiap korban tetap harus dianggap sebagai persoalan serius.

Aboe mengenang bahwa sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tentang Lalu Lintas, jumlah kecelakaan masih berada pada angka puluhan ribu per tahun. Menurutnya, hal itu menggambarkan bagaimana peningkatan strategi dan penegakan hukum mampu menekan angka kecelakaan secara bertahap.

Namun demikian, ia menyoroti laporan sejumlah daerah yang masih mencatat hingga 260 kecelakaan dalam satu hari selama masa libur. Angka tersebut menunjukkan tingginya tantangan dalam mengelola mobilitas masyarakat, terutama karena proyeksi perjalanan nasional pada masa liburan dapat melampaui 110 juta pergerakan.

Dalam sesi RDP, Aboe mengajukan pertanyaan terkait faktor penyebab tingginya kasus kecelakaan. Ia meminta penjelasan apakah hal itu berkaitan dengan perilaku pengemudi, kondisi kendaraan yang tidak layak, pencahayaan jalan yang kurang optimal, atau kekurangan patroli pada titik rawan. Ia juga meminta detail lebih lanjut mengenai rencana intervensi berbasis data (evidence-based policing) yang disiapkan Korlantas untuk menghadapi masa libur mendatang.

Selain isu keselamatan, Aboe menyoroti kemacetan yang secara konsisten terjadi di luar ruas Tol Trans Jawa, terutama di pintu keluar tol dan rest area. Ia mengatakan bahwa pola kepadatan tersebut berulang setiap tahun meski berbagai rekayasa lalu lintas telah diterapkan, seperti contraflow, sistem satu arah, hingga pembatasan kendaraan barang.

Ia mempertanyakan inovasi rekayasa lalu lintas baru yang dapat disiapkan untuk mencegah kemacetan berulang. Menurutnya, pembaruan strategi menjadi penting mengingat peningkatan volume kendaraan pada periode libur besar sering kali berada di luar kapasitas infrastruktur.

Aboe berharap Korlantas dan seluruh jajaran Dirlantas Polda mampu memperkuat peran Polantas selaku garda terdepan pelayanan Polri. Ia menilai bahwa perubahan positif dalam pendekatan humanis, peningkatan data keselamatan, dan inovasi pengaturan lalu lintas menjadi modal untuk memperbaiki citra Polri di mata masyarakat.

Di akhir penyampaiannya, Aboe menutup dengan pantun yang disambut tepuk tangan peserta RDP. Ia menyampaikan harapan agar arus mudik ke depan semakin lancar, aman, dan minim kecelakaan sehingga pelayanan kepolisian dapat terus meningkat.

Exit mobile version