Stabilitas Operasi Zebra Hari Kedelapan: Pola Pengawasan Tetap Konsisten
Pelaksanaan Operasi Zebra 2025 memasuki hari kedelapan dengan indikator yang dinilai stabil di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan laporan resmi yang dirangkum sejak 17 hingga 24 November 2025, rangkaian kegiatan menunjukkan bahwa ritme operasi tetap terjaga meskipun dinamika di lapangan terus berubah. Kondisi ini menandakan struktur pelaksanaan di tingkat pusat dan daerah berjalan sesuai rencana serta mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi.
Kakorlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryonogroho menegaskan bahwa hari kedelapan selalu menjadi titik krusial dalam penilaian ketahanan operasi. Menurutnya, konsistensi ritme kegiatan sejak hari pertama hingga H8 menjadi parameter kedewasaan pola pengamanan. Ia menambahkan bahwa setiap laporan harian harus disampaikan secara akurat, karena data tersebut akan menjadi landasan utama dalam menentukan kebijakan lanjutan. Dengan demikian, setiap satuan kerja didorong untuk menjaga kualitas pelaporan agar penyesuaian strategi dapat dilakukan lebih efektif pada pekan berikutnya.
Pada aspek pre-emtif, H8 mencatat 162.046 kegiatan pembinaan dan penyuluhan. Kegiatan tersebut mencakup sambang komunitas, sosialisasi di sekolah maupun kampus, hingga penyuluhan di perusahaan. Besarnya angka ini menunjukkan intensitas interaksi langsung antara aparat dan kelompok masyarakat strategis. Selain itu, penyebaran materi edukasi yang mencapai lebih dari 1,5 juta unit turut memperluas cakupan informasi keselamatan di ruang publik. Melalui penyebaran spanduk, leaflet, stiker, hingga billboard, pesan Operasi Zebra dapat menjangkau masyarakat secara lebih masif.
Kakorlantas menilai bahwa pola pembinaan ini perlu dipertahankan karena memberi kontribusi terhadap peningkatan budaya tertib lalu lintas. Ia menyampaikan bahwa semakin besar partisipasi publik dalam kegiatan edukasi, semakin kuat pula kesadaran kolektif untuk mematuhi aturan berkendara.
Di sisi lain, kegiatan preventif mencapai 1.413.711 kegiatan pada H8. Pemeriksaan kelayakan kendaraan, pemantauan di sekolah dan kampus, hingga pengecekan kendaraan operasional perusahaan berjalan merata di berbagai wilayah. Tingginya angka ini mencerminkan koordinasi lintas sektor yang semakin solid dalam mengurangi potensi kecelakaan.
Penempatan personel di titik rawan juga menunjukkan capaian signifikan. Total kegiatan Turjawali menjadi komponen terbesar dalam mendukung kelancaran lalu lintas. Patroli, pengawasan lokasi rawan, dan pemetaan potensi bahaya diperbarui setiap hari untuk memastikan langkah preventif tetap relevan. Kakorlantas menekankan bahwa pembaruan titik rawan wajib dilakukan secara berkala agar efektivitas pencegahan terus meningkat.
Penindakan hukum pada hari kedelapan mencapai 642.865 perkara. ETLE statis maupun mobile menjadi instrumen utama dalam penegakan aturan dengan total lebih dari 115 ribu perkara. Sementara itu, tilang manual tercatat hanya 8.123 perkara sesuai kebijakan bahwa penindakan manual diprioritaskan untuk pelanggaran tertentu saja. Pencapaian terbesar berasal dari teguran humanis yang mencapai 519.679 kegiatan. Pendekatan tersebut dilakukan untuk memberikan edukasi langsung sekaligus menjaga harmonisasi antara petugas dan masyarakat.
Penurunan penggunaan tilang manual di tingkat nasional dianggap sebagai tanda keberhasilan transformasi ke sistem penegakan berbasis teknologi. Kakorlantas juga meminta jajaran memperkuat kualitas dokumentasi agar seluruh proses penindakan berjalan transparan dan dipercaya masyarakat.
Penertiban balap liar pada H8 mencapai 846 kegiatan, dengan total 602 kendaraan yang diamankan. Aktivitas ini meningkat menjelang akhir pekan, sehingga pengawasan berlapis dilakukan di sejumlah wilayah. Pemeriksaan kendaraan tanpa kelengkapan, pendataan lokasi balapan, dan identifikasi kelompok pengendara menjadi bagian dari tindakan lapangan.
Sementara itu, kegiatan perlindungan pejalan kaki mencapai 2.282 kegiatan. Petugas melakukan pengamanan penyeberangan, menjaga zona sekolah, dan memantau area publik padat aktivitas. Kakorlantas meminta setiap wilayah memperkuat patroli adaptif pada malam hari serta memanfaatkan informasi dari media sosial untuk mendeteksi potensi balap liar sejak dini.
Data kecelakaan pada hari kedelapan mencatat 1.539 kejadian. Dari jumlah tersebut, korban meninggal mencapai 162 orang, disusul 278 korban luka berat dan 2.001 korban luka ringan. Total kerugian material mencapai hampir Rp3 miliar, yang menggambarkan besarnya dampak ekonomi dari kecelakaan di ruang jalan.
Analisis terhadap jam kejadian, jenis pelanggaran, kondisi cuaca, hingga karakteristik titik rawan akan menjadi dasar penyusunan tindakan preventif untuk pekan kedua. Kakorlantas meminta setiap Polres memperbarui daftar sepuluh titik rawan serta menerapkan upaya cepat seperti pemasangan rambu tambahan dan pembatasan kecepatan.
Pantauan media pada H8 mencapai lebih dari satu juta publikasi. Sebaran tersebut mencakup media cetak, elektronik, hingga media sosial. Dominasi topik keselamatan, patroli, serta penegakan hukum menandakan bahwa diskursus publik tetap stabil dan tidak menunjukkan lonjakan sentimen negatif.
Kakorlantas meminta publikasi humanis diperkuat melalui dokumentasi lapangan, laporan visual, dan edukasi digital agar masyarakat semakin memahami perkembangan operasi yang dijalankan.
Arahan strategis setelah H8 menekankan lima fokus utama. Edukasi masyarakat diperluas, pengawasan titik rawan diperketat, ETLE dioptimalkan, patroli adaptif malam hari diperbanyak, dan publikasi lapangan diperkuat. Kakorlantas menilai bahwa keberhasilan H8 akan menjadi dasar kuat dalam menentukan pola operasi pada pekan kedua.



