Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho mengungkapkan adanya kemajuan besar dalam proses transformasi digital di Korlantas Polri, terutama pada bidang penegakan hukum melalui sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Pernyataan tersebut disampaikan Irjen Pol Agus saat kegiatan di Lapangan NTMC Korlantas Polri, Kamis (10/10). Ia menjelaskan bahwa peningkatan kinerja ETLE menjadi fokus utama setelah arahan langsung dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengenai program Digital Korlantas Polri yang diresmikan bertepatan dengan HUT Lalu Lintas Bhayangkara.
“Pada kesempatan ini, saya bersama seluruh jajaran PJU Korlantas dan Polda Jawa Barat menyampaikan perkembangan Digital Korlantas Polri. Khusus di bidang penegakan hukum, fokus kita adalah pada revitalisasi dan peningkatan kinerja ETLE,” ujar Irjen Pol Agus.
Ia memberikan apresiasi kepada jajaran Direktorat Penegakan Hukum (Ditgakkum) Korlantas, khususnya bagian Dakgar, atas pengembangan sistem ETLE yang dinilai semakin optimal — baik dari sisi perangkat, metode, hingga mekanisme kerja.
“Dari hasil koordinasi juga telah dilakukan revisi terhadap mekanisme kerja ETLE agar semakin efektif,” tambahnya.
Irjen Pol Agus menyampaikan, peningkatan kinerja ETLE terlihat nyata dari data capaian Januari hingga September 2025. Total capture dari Januari–Agustus tercatat sebanyak 1.710.918, meningkat menjadi 8.335.692 hingga September, atau naik 387 persen.
Pada tahap validasi, terjadi peningkatan dari 582.994 menjadi 2.297.887, atau naik 294 persen. Sedangkan pada tahap konfirmasi, jumlahnya melonjak dari 70.123 menjadi 480.844, atau meningkat 586 persen.
“Ini merupakan pencapaian tertinggi selama program revitalisasi dan percepatan ETLE berlangsung. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh, termasuk dalam aspek pembayaran yang berpengaruh terhadap PNBP,” ungkapnya.
Dalam aspek pembayaran tilang elektronik, data menunjukkan lonjakan dari 22.480 menjadi 392.214, atau meningkat hingga 1.645 persen. “Capaian ini luar biasa dan menjadi bukti nyata efektivitas sistem ETLE,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kakorlantas menjelaskan bahwa hampir seluruh jajaran kepolisian di Indonesia telah menjalankan sistem ETLE digital mulai dari proses capture, validasi, pengiriman, hingga pembayaran.
“Hanya satu Polda, yakni Papua Barat Daya, yang belum sepenuhnya menerapkan sistem digital. Namun, sementara waktu kami siapkan mekanisme manual hingga fasilitas digital tersedia. Secara keseluruhan, 95 persen proses sudah berbasis digital,” tuturnya.
Irjen Pol Agus juga memaparkan tiga jenis ETLE yang telah digunakan, yaitu ETLE handheld untuk petugas bersertifikat, ETLE portable dengan sistem kerja menyerupai ETLE statis, serta ETLE mobile yang terpasang pada kendaraan dengan delapan titik kamera.
Selain ETLE, program Polantas Menyapa juga menjadi bagian dari penguatan transformasi digital. Program ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi dan edukasi kepada masyarakat, tetapi juga memperkuat pendekatan hukum digital di bidang lalu lintas.
“Saat ini terdapat 1.641 perangkat ETLE di seluruh Indonesia, dan jumlahnya akan terus ditingkatkan. Targetnya, pada tahun 2027 jumlah perangkat mencapai 3.000 hingga 5.000 unit agar transformasi digital benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Kakorlantas menegaskan, penerapan ETLE terbukti memberikan dampak nyata terhadap peningkatan keselamatan lalu lintas.
“Secara teori, penegakan hukum berbasis tilang elektronik mampu menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan. Terbukti pada semester pertama tahun ini, angka fatalitas menurun 19,8 persen, atau sekitar 2.512 jiwa berhasil diselamatkan,” paparnya.
Ia berharap peningkatan kinerja ETLE dan perluasan sistem digital ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan lalu lintas yang aman, tertib, dan berkeselamatan.
“Dengan peningkatan kinerja ETLE, kami berharap keselamatan di jalan semakin terjamin. Salam keselamatan dan salam presisi,” tutup Irjen Pol Agus.
