Ferdinand Hutahaean Dorong Reformasi Polri Demi Wujudkan Polri yang Dicintai Rakyat

Usulan politisi Ferdinand Hutahaean untuk menyatukan inisiatif tim reformasi Polri dari Istana dan internal Kepolisian bukan hanya sekadar solusi teknis untuk meredam polemik. Di baliknya, terdapat sebuah visi jangka panjang yang lebih fundamental: mewujudkan institusi Polri yang modern, dipercaya, dan pada akhirnya dicintai oleh rakyat sebagai pilar utama kemajuan Indonesia.
Pandangan ini mengemuka di tengah diskursus publik mengenai potensi dualisme tim reformasi yang dikhawatirkan dapat menimbulkan friksi institusional. Ferdinand mencoba mengangkat perbincangan dari tataran teknis ke tujuan yang lebih esensial, yakni masa depan Kepolisian di hati masyarakat.
Tujuan Akhir Adalah Kepercayaan Publik
Menurut Ferdinand, muara dari seluruh upaya dan perdebatan mengenai reformasi Polri haruslah satu: memulihkan dan memperkuat kepercayaan publik. Ia menilai, polemik dualisme tim yang terjadi saat ini justru berisiko menjadi kontraproduktif dan menjauhkan institusi dari tujuan utamanya tersebut. Baginya, reformasi sejati diukur dari penerimaan masyarakat.
Dalam pernyataannya, Ferdinand menekankan harapannya dari berbagai latar belakang yang ia sandang, baik sebagai warga negara, politisi, maupun praktisi hukum.
“Saya sebagai warga negara, sebagai masyarakat, dan sebagai politisi juga sebagai praktisi hukum berharap agar ke depan institusi Polri memang benar-benar membenahi diri menjadi lembaga yang dicintai masyarakat,” ujarnya.
Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa esensi reformasi bukanlah sekadar perbaikan administratif atau perubahan struktural di atas kertas. Lebih dari itu, ini adalah tentang sebuah transformasi kultural yang mendalam, sebuah upaya tulus untuk merebut kembali hati dan kepercayaan rakyat Indonesia.
Satu Visi untuk Bangsa
Visi untuk Polri yang lebih baik ini, dalam pandangan Ferdinand, tidak bisa dilepaskan dari konteks kebangsaan yang lebih luas. Langkah menyatukan tim reformasi akan menjadi cerminan soliditas pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ini bukan lagi soal Istana ataupun Polri semata, melainkan tentang citra negara secara keseluruhan.
Ketika Presiden dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit terbukti mampu berjalan dalam “satu jalan, satu visi,” hal tersebut akan mengirimkan pesan kuat kepada publik bahwa pemerintah serius dalam agenda perbaikan di semua lini, terutama di sektor penegakan hukum yang menjadi wajah keadilan negara.
Sebagai seorang warga negara, Ferdinand memosisikan sarannya sebagai kontribusi demi kepentingan nasional. Ia berharap Indonesia dapat terus maju ditopang oleh lembaga-lembaga negara yang kuat dan dipercaya, di mana Kepolisian menjadi salah satu garda terdepannya. Ini menjadi sebuah panggilan untuk memprioritaskan kepentingan bangsa di atas ego sektoral, demi mewujudkan Polri yang semakin baik dan profesional.