Dari New York hingga Doha, Media Asing Pantau Demo Indonesia

Wartajaya.com – Gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia menarik perhatian luas media internasional. Aksi demo yang menelan korban jiwa hingga memicu kerusuhan menjadi sorotan utama, terutama terkait penyebab, respons pemerintah, hingga langkah aparat keamanan di lapangan.
Salah satu media yang berbasis di New York menyoroti langkah Presiden Prabowo Subianto yang berjanji mencabut fasilitas dan tunjangan anggota parlemen. Kebijakan tersebut dinilai sebagai upaya menenangkan kemarahan masyarakat pascaaksi protes yang menewaskan enam orang. Tunjangan perumahan senilai puluhan juta rupiah disebut sebagai salah satu fasilitas yang paling banyak dipersoalkan publik.
Selain itu, Presiden Prabowo membatalkan agenda kenegaraan ke luar negeri dan memilih melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik serta pemimpin agama. Pertemuan tersebut dianggap sebagai langkah politik untuk meredakan ketegangan di tengah meningkatnya tekanan publik terhadap pemerintah.
Demonstrasi ini semakin meluas setelah kematian seorang pengemudi transportasi daring di Jakarta yang viral di media sosial. Rekaman peristiwa tersebut memicu gelombang kemarahan baru di tengah masyarakat. Banyak pihak menilai insiden itu menjadi titik balik eskalasi unjuk rasa yang awalnya menolak kebijakan parlemen terkait tunjangan pejabat.
Media asal Inggris menyoroti dampak kerusuhan yang berujung pada pembakaran sejumlah gedung pemerintah daerah di berbagai wilayah. Laporan itu juga mengutip pernyataan aparat keamanan yang menegaskan sikap tegas terhadap pengunjuk rasa yang melakukan tindakan melanggar hukum. Kebijakan penegakan hukum menjadi salah satu fokus penting, mengingat protes sudah merambah ke banyak kota dengan intensitas yang terus meningkat.
Di sisi lain, media dari Timur Tengah menyoroti dampak unjuk rasa terhadap aktivitas digital. Salah satu platform media sosial dengan pengguna terbesar di Indonesia dilaporkan menangguhkan fitur siaran langsung untuk sementara waktu. Langkah ini diambil guna mencegah penyebaran konten yang dianggap bisa memperburuk situasi di lapangan.
Ratusan mahasiswa dan pengemudi ojek daring tercatat melakukan aksi serentak di berbagai kota besar, termasuk Bali dan Surabaya. Tuntutan mereka tidak hanya terkait kebijakan pemerintah pusat, tetapi juga menyangkut isu kesejahteraan dan keadilan sosial. Kondisi ini menegaskan bahwa demonstrasi telah berkembang menjadi gerakan multidimensi, melibatkan banyak elemen masyarakat.
Pemberitaan media asing menunjukkan bahwa dinamika politik dan sosial di Indonesia tengah menjadi perhatian dunia. Situasi ini juga memperlihatkan bagaimana isu dalam negeri dapat berimbas pada citra internasional, terutama ketika menyangkut stabilitas politik dan keamanan. Dengan kondisi yang masih bergerak dinamis, arah penyelesaian konflik sosial ini akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan sikap aparat di lapangan.