Wartajaya.com – Video kontroversial yang memperlihatkan pendakwah terkenal Gus Miftah menghina seorang penjual es teh menuai kecaman luas di media sosial Indonesia. Tak hanya di dalam negeri, isu ini bahkan sampai ke telinga Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
Dilansir dari Antara pada Jumat (6/12/2024), Anwar membahas peristiwa ini dalam forum resmi Kementerian Keuangan Malaysia. Dalam acara bertajuk “Majelis Warga Kementerian Keuangan bersama Perdana Menteri dan Menteri Keuangan” yang digelar secara daring di Kuala Lumpur pada Kamis (5/12), Anwar menyebut bahwa insiden tersebut mencerminkan ketidaksantunan yang tak seharusnya dilakukan oleh seorang tokoh agama.
“Di Indonesia beberapa hari ini riuh rendah dalam media sosial, seorang kyai, gus, dalam dakwahnya menghina seorang penjual teh. Oh ada yang nonton ya? Saya, teman-teman di Indonesia ada yang kirim, dan (video itu) jadi viral,” ujar Anwar.
Penghinaan terhadap penjual es teh, yang dianggap berasal dari golongan masyarakat kecil, dilakukan dengan nada mengejek. Sikap ini memicu reaksi keras di kalangan masyarakat, bahkan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, turut memberikan pernyataan yang tegas. Hal ini akhirnya mendorong Gus Miftah untuk mengunjungi penjual es teh tersebut dan menyampaikan permohonan maaf.
Anwar menyoroti bahwa kejadian ini menjadi pelajaran penting, terutama bagi mereka yang mengaku memahami agama. “Kadang-kadang kesombongan bukan hanya ada di kalangan yang tidak tahu agama. Orang yang bicara soal Islam, akidah, salat, dan sunnah, tetapi bila berkata demikian, itu terlihat menghina,” tambahnya.
Baca juga: Peran Strategis Media dalam Membangun Moderasi Beragama di Era Digital
Sejumlah media massa Malaysia, seperti Sinar Harian, turut memberitakan kasus ini secara intens. Mereka mengangkat judul seperti “Peniaga teh dihina depan khalayak, pendakwah mohon maaf” yang mendapat banyak perhatian di berbagai platform media sosial, termasuk Facebook, Instagram, dan TikTok.
Di Facebook Sinar Harian, berita ini mendapatkan lebih dari 4.600 emoticon “like” dan “marah”, serta telah dibagikan sebanyak 219 kali. Salah satu komentar berbunyi, “Ilmu tinggi tidak berguna jika tiada adab.”
Tak hanya media, warganet Malaysia juga turut memberikan kritik. Roman Akramovich, seorang pengguna X, menulis, “Insiden yang hangat di Indonesia. Penceramah dan ustaz selebriti ini teruk dikecam oleh warganet kerana telah memalukan seorang peniaga minuman di dalam satu majlis.” Unggahan tersebut diikuti potongan video viral yang telah disukai lebih dari 2.800 kali, dibagikan lebih dari 1.600 kali, dan dikomentari oleh 82 pengguna lainnya.
Insiden ini tak hanya mencoreng citra Gus Miftah sebagai pendakwah, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadapnya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama. Sejumlah pihak bahkan mendesak Presiden untuk mencopot jabatan tersebut.
Petisi daring yang menuntut pencopotan Gus Miftah telah ditandatangani oleh lebih dari 217 ribu orang. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari pernyataan yang dianggap merendahkan orang kecil.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa tokoh agama seharusnya menunjukkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai agama, seperti kesantunan dan empati. Anwar Ibrahim menegaskan bahwa peristiwa ini bukan hanya pelajaran bagi Gus Miftah, tetapi juga bagi semua pihak yang memiliki peran di masyarakat.
“Saya merasa aneh, tapi ini pelajaran untuk kita semua,” tutup Anwar.
Citra Gus Miftah kini berada di ujung tanduk. Permintaan maaf yang dilayangkan tampaknya belum mampu meredam kemarahan publik, baik di Indonesia maupun negara tetangga.