Istri Agus Air Keras Diduga Menyelewengkan Donasi Rp1,5 Miliar
Wartajaya.com – Isu dugaan penyelewengan dana donasi sebesar Rp1,5 miliar yang ditujukan untuk kesembuhan Agus Salim, korban penyiraman air keras, semakin memicu kontroversi. Istri Agus, Elmi Nurmala, kini menjadi sorotan publik setelah terungkap bahwa donasi yang seharusnya digunakan untuk pengobatan suaminya justru tidak terlihat hasilnya. Hal ini semakin diperparah dengan fakta bahwa Agus masih mengandalkan BPJS untuk biaya berobat.
Dugaan penyelewengan dana ini mencuat ketika Pratiwi Noviyanthi, seorang influencer dan aktivis sosial yang menginisiasi penggalangan dana tersebut, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menilai bahwa penggunaan dana yang terkumpul seharusnya lebih transparan dan bermanfaat bagi Agus Salim. “Saya merasa tertipu saat mengetahui bahwa jumlah donasi yang diterima lebih kecil dari yang sebelumnya diinformasikan. Diberitahukan bahwa dana yang terkumpul hanya Rp500 juta, padahal kenyataannya mencapai Rp1 miliar,” ungkap Pratiwi.
Pratiwi melanjutkan bahwa meskipun dana tersebut telah terkumpul, Agus dan Elmi tetap memilih menggunakan fasilitas BPJS untuk pengobatan. “Bahkan setelah menerima bantuan dalam jumlah yang sangat besar, mereka masih memilih untuk tetap menggunakan BPJS untuk pengobatan,” tegasnya. Ia mempertanyakan mengapa mereka masih bergantung pada BPJS ketika seharusnya dana donasi sudah cukup untuk menutupi biaya operasi yang dibutuhkan Agus.
Dari awal, penggalangan dana ini bertujuan untuk membiayai operasi mata Agus Salim agar ia bisa melihat kembali. Dengan jumlah donasi yang seharusnya cukup besar, Pratiwi berpendapat bahwa Agus seharusnya segera mendapatkan perawatan yang layak. “Dengan dana sebesar itu, seharusnya pak Agus bisa menjalani operasi dan memulai usaha untuk masa depannya,” ujarnya.
Baca juga: Polri Berduka Atas Meninggalnya Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga
Pratiwi juga menekankan pentingnya transparansi dalam penggunaan dana tersebut. Ia mengaku tidak bermaksud meminta uang tambahan, tetapi hanya ingin memastikan bahwa bantuan yang diterima oleh Agus Salim digunakan secara tepat dan bertanggung jawab. “Tujuan saya hanya ingin agar semua orang mengetahui dengan jelas bagaimana dana donasi ini digunakan, bukan untuk kepentingan pribadi tapi demi keterbukaan dan keadilan bagi semua pihak yang ikut membantu,” jelas Pratiwi.
Kekecewaan Pratiwi semakin mendalam ketika melihat sikap Elmi yang dinilai acuh terhadap upaya para donatur. “Ketika kami datang dengan niat baik untuk membantu, setidaknya bisa bersikap ramah dan berterima kasih. Kami tidak datang untuk meminta belas kasihan, tapi untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan,” tuturnya.
Dengan latar belakang yang mengecewakan ini, Pratiwi berharap agar semua pihak yang terlibat dalam penggalangan dana memperhatikan aspek keterbukaan dan akuntabilitas. “Harapan saya hanyalah agar semua proses penggalangan dana dan pembagian bantuan dilakukan dengan jujur dan adil, demi kebaikan bersama dan kepercayaan masyarakat terjaga,” tutupnya.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar di masyarakat mengenai pengelolaan dana donasi dan perlunya pengawasan yang lebih ketat agar hal serupa tidak terulang di masa depan. Publik pun menunggu penjelasan lebih lanjut dari pihak-pihak terkait mengenai alur dan penggunaan dana yang telah terkumpul, demi menjaga integritas dalam penggalangan dana sosial.