Wartajaya.com – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 menghadapi kontroversi baru terkait penyediaan makanan untuk atlet. Sejumlah atlet judo yang bertanding di Gelanggang Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengeluhkan isi kotak makanan yang disediakan panitia.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @fakta.indo pada Senin (16/9/2024) menunjukkan kotak snack berisi roti dan santan kemasan. Paket makanan tersebut dianggap tidak sesuai ekspektasi, karena umumnya roti disajikan dengan minuman, bukan dengan santan kemasan. Video ini kemudian tersebar luas melalui berbagai akun media sosial seperti @fakta.jakarta di Instagram dan @quirjyloop di TikTok, memicu berbagai komentar pedas dari warganet.
“Saya tidak percaya ini adalah makanan PON. Kualitasnya sangat mengecewakan,” komentar seorang warganet. “Jika ini yang disediakan, seolah-olah tidak ada perencanaan yang matang,” sindir warganet lainnya.
Selain isu kotak snack, nasi kotak yang disediakan untuk atlet juga menjadi sorotan. TikTok @hadi_hfc memposting video pada 9 September 2024, menunjukkan nasi kotak dengan lauk sederhana seperti tumis buncis, tempe, ikan, dan ayam goreng serundeng. Warganet mengungkapkan kekecewaan mereka melihat porsi makanan yang dianggap tidak memadai untuk kebutuhan atlet.
Pada 13 September 2024 menyebutkan bahwa kontingen dan atlet PON Aceh-Sumut mengeluhkan keterlambatan pengantaran makanan, kualitas yang buruk, dan porsi yang kecil. Komplain ini tersebar luas melalui media sosial, dengan Ketua Bidang Konsumsi Pengurus Besar (PB) PON Wilayah Aceh, Diaz Furqan, mengakui adanya keluhan tersebut.
Baca juga: Polwan Marahi Warga Saat Makan, Kompolnas Kritik Pendekatan Polisi Terhadap Warga Semakin Kaku!
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo segera turun tangan untuk mengecek kondisi di lokasi setelah viralnya berita mengenai masalah di venue dan akses PON XXI. Dito menegaskan bahwa keluhan mengenai makanan akan menjadi catatan penting untuk evaluasi lebih lanjut.
“Kami memohon maaf atas beberapa kendala. Perbaikan dan evaluasi akan dilakukan segera,” ujar Diaz pada wartawan pada 11 September 2024. Menpora Dito menambahkan bahwa masalah ini akan diperhatikan secara serius untuk memastikan tidak terulang di masa depan.
Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) juga mengangkat isu mengenai pengadaan makanan untuk PON XXI. Koordinator MaTA, Alfian, mengungkapkan dugaan adanya indikasi korupsi dalam proses pengadaan. Menurut Alfian, harga nasi kotak per porsi mencapai Rp50.900, sementara makanan ringan sebesar Rp18.900 per porsi, dengan total anggaran mencapai lebih dari Rp42 miliar.
“Jika dibandingkan dengan standar harga di Aceh, anggaran ini sangat berlebihan. Ada indikasi bahwa makanan yang disediakan tidak sesuai dengan harga yang dibayar,” ujar Alfian. Ia juga mengkritik sistem tender pengadaan yang dinilai tidak transparan, mengingat pemenang tender adalah PT Aktifitas Atmosfir yang beralamat di Jakarta, sementara makanan dimasak di Aceh.
Dalam keterangan terpisah, Diaz Furqan menyatakan bahwa makanan untuk atlet dan kontingen disediakan oleh PT Aktifitas Atmosfir dan dimasak di Aceh, bukan di Jakarta. Meskipun demikian, Diaz mengakui bahwa ada masalah dalam hal penyajian dan kualitas makanan yang perlu segera diperbaiki.
Kontroversi mengenai kualitas makanan di PON XXI Aceh-Sumatera Utara ini mencerminkan perlunya perbaikan dalam proses pengadaan dan penyediaan konsumsi untuk acara olahraga besar. Dengan adanya evaluasi dan perbaikan yang dijanjikan oleh pihak berwenang, diharapkan masalah serupa tidak terulang di masa depan, sehingga atlet dapat fokus pada performa mereka tanpa terpengaruh oleh isu-isu non-teknis.
Sumber: Liputan6.