INTERNASIONAL

Idul Adha di Gaza, Ibadah di Tengah Reruntuhan dan Konflik Berkepanjangan!

Wartajaya.com – Pada hari Minggu, 16 Juni 2024, ratusan warga Gaza, Palestina, melaksanakan salat Idul Adha di tengah reruntuhan bangunan yang hancur akibat konflik yang berkepanjangan antara Palestina dan Israel. Suasana yang seharusnya penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan justru dipenuhi dengan kesedihan dan kepedihan. Konflik yang terus berlanjut selama sembilan bulan terakhir menciptakan penderitaan yang mendalam bagi warga Palestina.

Menurut laporan koresponden Wikalat al-Anba al-Falastinia (WAFA), ratusan jamaah di Gaza melaksanakan salat Idul Adha di berbagai lokasi, termasuk di atas puing-puing, sisa-sisa bangunan masjid, dan tempat terbuka, sambil membawa anak-anak mereka. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa serangan agresi Israel yang terjadi sejak 7 Oktober 2023 hingga 4 Maret 2024 telah menyebabkan kematian 30.534 warga Palestina, dengan ratusan ribu lainnya mengalami luka-luka. Meskipun demikian, pertempuran masih berlanjut, dan pengiriman bantuan kemanusiaan masih belum memadai untuk mengatasi krisis yang terjadi di Gaza.

Di seluruh dunia, para pemimpin salat Idul Adha mengingatkan pentingnya kemanusiaan dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Islam mengajarkan solidaritas, kepedulian, dan empati terhadap sesama, terutama pada saat-saat sulit seperti ini. Pada hari raya umat Muslim ini, umat Islam di seluruh dunia diingatkan untuk saling membantu dan meringankan beban sesama, khususnya rakyat Palestina yang tengah mengalami agresi dan krisis kemanusiaan yang memerlukan dukungan dan perhatian dari saudara seiman di seluruh dunia.

Di Indonesia, khususnya di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, salat Idul Adha 1445 Hijriah yang digelar pada Minggu, 16 Juni 2024, juga menyoroti penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Khatib Masjid Agung Al Azhar, Anwar R Prawira, dalam khutbahnya menegaskan bahwa apa yang terjadi di Palestina merupakan bentuk kezaliman yang dilakukan oleh para penguasa dunia.

“Sungguh keras peringatan beliau (Rasulullah), beliau tegas pembelaannya begitu marahnya beliau kepada siapapun yang tega berbuat zalim kepada orang yang lemah atau yang sengaja dilemahkan. Seperti saudara-saudara kita di Palestina, dan belahan dunia lainnya. Bertanggung jawab lah mereka, para penguasa yang terlibat di dalamnya hadapilah tantangan Rasul pada hari kiamat nanti,” kata Anwar R Prawira, dilansir dari Antara.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memperlihatkan betapa pentingnya solidaritas global untuk membantu mereka yang menderita. Para pemimpin dunia diharapkan dapat mengambil tindakan nyata untuk menghentikan kekerasan dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang memadai. Selama ini, berbagai upaya diplomasi internasional belum menunjukkan hasil yang signifikan, sementara rakyat Palestina terus hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan.

Agresi yang berlangsung tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga meninggalkan trauma yang mendalam bagi anak-anak dan generasi muda di Gaza. Mereka tumbuh dalam bayang-bayang perang, dengan harapan akan masa depan yang lebih baik semakin pudar. Pendidikan, yang seharusnya menjadi jalan keluar dari kemiskinan dan konflik, menjadi terhenti akibat serangan yang terus-menerus.

Masyarakat internasional, khususnya negara-negara Muslim, diharapkan dapat lebih aktif dalam memberikan dukungan kepada Palestina. Dukungan tersebut tidak hanya berupa bantuan material, tetapi juga advokasi di forum-forum internasional untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya. Solidaritas umat Muslim di seluruh dunia harus terus digelorakan, terutama pada momen-momen penting seperti Idul Adha ini.

Di tengah segala keterbatasan, rakyat Palestina menunjukkan keteguhan iman dan semangat yang luar biasa. Mereka tetap melaksanakan ibadah dengan penuh khidmat meskipun di tengah reruntuhan dan ancaman bahaya. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang arti keteguhan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan.

Dalam kondisi yang penuh dengan kesulitan ini, peran organisasi kemanusiaan menjadi sangat krusial. Mereka harus bekerja lebih keras untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan. PBB dan organisasi internasional lainnya harus meningkatkan tekanan terhadap Israel agar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Ke depan, perdamaian yang adil dan berkelanjutan harus menjadi tujuan utama. Masyarakat internasional tidak boleh tinggal diam melihat penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Diplomasi dan dialog harus terus diupayakan untuk mencapai solusi yang adil bagi kedua belah pihak. Hanya dengan begitu, rakyat Palestina dapat merayakan Idul Adha di masa depan dengan damai dan penuh kebahagiaan, seperti yang seharusnya.

Tragedi yang terjadi di Gaza selama Idul Adha ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kemanusiaan dan solidaritas. Mari kita bersama-sama berdoa dan berusaha untuk mengakhiri penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina. Hanya dengan tindakan nyata dan dukungan dari seluruh dunia, harapan untuk perdamaian yang abadi dapat terwujud.

Baca juga: Blokade Bertubi-tubi, 3.500 Anak Gaza di Ujung Tanduk Kelaparan!

Sumber: Viva.

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button