Wartajaya.com – Sebuah pesawat latih jenis Tecnam P2006T dengan nomor registrasi PK-IFP jatuh di kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan pada Minggu (19/5) sekitar pukul 13.50 WIB. Insiden ini mengakibatkan tiga orang tewas, termasuk pilot, co-pilot, dan seorang engineer. Pesawat ini diketahui milik Indonesia Flying Club.
Kepala Seksi Operasi (Kasiop) Basarnas DKI Jakarta, Agung Priambodo, mengonfirmasi bahwa pesawat sempat hilang kontak sebelum jatuh. “Lost contact. Jatuhnya ini kita masih koordinasi,” ujar Agung kepada wartawan pada hari yang sama.
Menurut informasi dari Kepolisian, pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Pondok Cabe pada pukul 11.36 WIB dan mendarat di Bandara Salakanegara, Tanjung Lesung, sekitar pukul 13.10 WIB. Setelahnya, pesawat kembali lepas landas menuju Pondok Cabe, namun nahas, pesawat tersebut jatuh di BSD sebelum mencapai tujuan.
Tiga korban yang tewas dalam insiden ini adalah Pulung Darmawan, seorang pilot asal Semarang; Mayor (Purn) Suwanda sebagai co-pilot; dan Farid, seorang engineer. Dua dari tiga korban tersebut sempat terjepit di dalam pesawat sebelum akhirnya jenazah mereka dibawa ke RS Polri, Jakarta Timur.
Insiden ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai faktor penyebab kecelakaan. Menurut Kapolres Tangsel, AKBP Ibnu Bagus Santoso, saat pesawat latih jatuh, kondisi cuaca sedang hujan lebat. “Kita tidak bisa menyatakan itu penyebabnya, tapi waktu kejadian sedang hujan lebat sekitar pukul 14.00 WIB,” jelas Ibnu.
Pesawat sempat oleng sebelum akhirnya terjatuh. Seorang saksi mata yang berada 100 meter dari lokasi kejadian melihat pesawat terbang dengan kondisi oleng dan kehilangan tenaga. “Melihat pesawat Tecnam P2006 PK-IFP terbang dari arah Barat mengarah Timur dengan kondisi oleng,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.
Lebih lanjut, saksi tersebut menyebut bahwa salah satu korban sempat berteriak meminta tolong sebelum pesawat menabrak pohon dan jatuh di pinggir lapangan Sunburst. Pesawat jatuh dalam kondisi kepala pesawat terlebih dahulu membentur tanah.
Kecelakaan ini menarik perhatian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang segera melakukan investigasi. Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyatakan bahwa pilot berusaha melakukan pendaratan darurat. “Di sini kita lihat pilot berusaha untuk mendarat darurat. Berusaha mungkin mendarat darurat di lapangan, cuma terkena pohon duluan,” ujar Soerjanto.
Namun, upaya tersebut gagal karena pesawat menabrak dahan pohon sebelum mencapai lapangan. Kondisi ban pesawat yang masih dalam posisi masuk menambah kompleksitas penyelidikan ini. “Bannya masih dalam kondisi masuk. Mungkin saya tidak tahu alasannya, tapi datanya menunjukkan bannya belum dikeluarkan,” tambah Soerjanto.
Hingga kini, belum ada kesimpulan pasti mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Meski cuaca buruk menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan, Soerjanto menegaskan bahwa investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan penyebab utama.
Pesawat Latih Tecnam P2006T ini baru selesai melakukan survei di Tanjung Lesung, Banten, sebelum kecelakaan terjadi. Kombes Ade Ary mengungkapkan bahwa pesawat ini biasa disewakan untuk wisata udara dan sedang dalam perjalanan kembali ke Pondok Cabe setelah melaksanakan tugas survei.
Insiden tragis ini menambah daftar panjang kecelakaan udara di Indonesia. Pihak berwenang diharapkan dapat segera mengungkap penyebab kecelakaan ini untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Baca juga: Prabowo Subianto Disorot Terkait Rencana Kabinet 40 Menteri, Perlu Evaluasi Kata Mahfud!
Sumber: Detik.