Hot News

Potensi Pemblokiran Game Free Fire, Langkah Kominfo Lindungi Anak!

Wartajaya.com – Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengungkapkan kekhawatiran atas dampak negatif game yang mengandung konten kekerasan terhadap anak seperti Free Fire. Dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Selasa (23/4), Budi Arie Setiadi menegaskan perlunya rating pada game serupa seperti yang ada pada film, untuk memberikan peringatan yang sesuai bagi pengguna.

“Seperti halnya konten-konten lainnya, game juga harus memiliki rating yang jelas. Film memiliki rating untuk berbagai usia, begitu pula game,” ujarnya.

Budi Arie Setiadi menambahkan bahwa Kementerian yang dipimpinnya akan berupaya untuk menertibkan ruang digital yang menjadi tanggung jawabnya. Jika diperlukan, langkah pemblokiran akan diambil terhadap game yang dianggap membawa dampak negatif bagi anak.

Di sisi lain, Menteri Budi juga mengimbau masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi konten digital, termasuk game. Ia menyoroti bahwa konsumsi konten yang tidak sesuai dengan usia pengguna dapat berdampak buruk secara psikologis.

Sebelumnya, polemik mengenai dampak buruk game yang mengandung kekerasan telah ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satu unggahan dari akun @txtdarigajelas di Twitter pada Minggu (21/4) menuding game populer Free Fire (FF) sebagai penyebab perilaku agresif dan peningkatan tindakan kenakalan remaja.

Pemerintah pun tengah mengambil langkah untuk merespons kekhawatiran tersebut dengan merampungkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang perlindungan anak dari dampak negatif game online, seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual, dan perundungan. Menurut Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar, langkah-langkah ini diambil untuk melindungi anak-anak dari potensi pengaruh buruk tersebut.

“Game yang mengandung kekerasan berpotensi merusak perkembangan mental dan perilaku anak dan remaja,” ujarnya.

Nahar juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengawasi konten dan game online yang memiliki potensi negatif, termasuk kemungkinan pemblokiran terhadap game seperti Free Fire.

“Kami menyadari risiko yang kompleks yang dihadapi anak-anak, termasuk dalam hal konten, perilaku, dan interaksi fisik,” jelas Nahar.

“Ini merupakan langkah penting untuk menjaga kesejahteraan anak-anak, terutama dalam menghadapi risiko-risiko yang dapat membahayakan perkembangan mereka,” tambahnya.

Dengan demikian, langkah-langkah pemerintah dalam mengawasi dan mengatur konten game online yang mengandung kekerasan diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak dari dampak negatif yang mungkin timbul dari konsumsi konten tersebut.

Baca juga: Perdebatan Sengit Menteri Luhut dan Bahlil dalam Pengelolaan Batu Bara!

Sumber: CNN News.

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button