WartaJaya.com – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri, mengeluarkan kritik tajam terhadap Presiden Joko Widodo, mendesak agar Jokowi segera dimakzulkan sebelum masa jabatannya berakhir pada Oktober 2024. Kritik ini melibatkan aspek kebijakan ekonomi dan sosial, menciptakan sorotan tajam terhadap pemerintahan saat ini.
Faisal Basri, dalam diskusi publik di Hotel Manhattan, mengecam langkah-langkah politik Jokowi, dengan salah satu sorotan utama terkait pengucuran bantuan sosial (bansos) yang dianggapnya sebagai manipulasi data kemiskinan. Ia mengklaim bahwa Jokowi, frustrasi dengan angka kemiskinan yang naik, menginstruksikan kementerian untuk berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menurunkan data kemiskinan melalui bansos.
“Waktu itu dalam sidang kabinet terbatas dia marah angka kemiskinan naik, angka kemiskinan naik di sidang kabinet ‘eh menteri-menteri ekonomi, koordinasi sama BPS, kan ketahuan tuh BPS surveinya kapan kemiskinan. Nah waktu survei itu, gelontorin bansos’,” ungkap Faisal.
Menurutnya, kebijakan tersebut adalah salah satu contoh dari berbagai langkah politik Jokowi yang disebutnya ‘beyond our imagination’ atau tidak terpikirkan dengan baik. Faisal Basri menilai langkah-langkah ini sebagai ‘main jorok’, dengan menyoroti spekulasi bahwa Jokowi dapat menciptakan keadaan darurat untuk memperpanjang masa jabatannya.
“Ini main jorok Jokowi tuh udah lama. Beyond our imagination apa yang dilakukannya. Kalau Prabowo menang belum tentu dilantik, dibikinlah keadaan darurat, sehingga dia tiga periode, bisa, apa yang terbayangkan, terbayangkan oleh Jokowi,” bebernya.
Faisal Basri juga mengkritik angka harapan hidup di Indonesia, yang menurutnya rendah berdasarkan data World Population Review, tempat Indonesia menempati peringkat ke-10 dari 11 negara di ASEAN. Meskipun gizi masyarakat baik, menurutnya, angka harapan hidup justru mengalami penurunan selama pemerintahan Jokowi.
“Kok selama Jokowi turun itu umur life expectancy at birth,” tutur Faisal.
Oleh karena itu, Faisal Basri menyatakan bahwa Jokowi telah gagal sebagai Presiden Indonesia, dan untuk mengantisipasi kerusakan lebih lanjut, desakan untuk memakzulkannya menjadi tindakan yang perlu diambil.
“Saya ga nyerang calon-calon ya, saya cuma nyerang Jokowi karena yang gagal adalah Jokowi, oleh karena itu kita harus mengantisipasi kerusakan Jokowi sampai Oktober, kalau perlu dimakzulkan segera,” tegasnya.
Kritik Faisal Basri membuka ruang diskusi lebih lanjut tentang kinerja pemerintahan Jokowi, dengan beberapa pihak mendukung desakan tersebut, sementara yang lain berpendapat bahwa evaluasi yang lebih mendalam diperlukan sebelum mengambil tindakan drastis.
Baca juga: Peta Persaingan Capres 2024: Siapa Paling Berpotensi Menjadi Pemimpin Negeri Berikutnya?
Sumber: detikfinance