Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota DPR, Fadli Zon, mengomentari pengakuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Tjahjo Kumolo, yang telah memecat banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) karena dituding terpapar radikalisme.
Dia meminta hal tersebut menjadi bahan evaluasi pemerintah. Pemerintah harus mengetahui arti radikalisme yang menjadi dasar pemecatan ASN. Bisa jadi radikalisme hanya menjadi alat untuk pemerintah untuk membungkam kritik.
“Harus dievaluasi, jangan-jangan yang nilai radikalisme tak mengerti radikalisme itu apa,” cuit Fadli Zon, Senin (19/4).
Menurut politikus Partai Gerindra itu, banyak pihak yang masih salah dalam memahami radikalisme. Ada kemungkinan radikalisme hanya refleksi dari phobia Islam.
“Wacana radikalisme bisa membuat prasangka dan fitnah tak henti, dijadikan alat bungkam kritik atau refleksi phobia Islam. Ini yang bikin demokrasi RI jeblok ke rangking 102,” ucap dia. (Aza)
