Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/wartajaya.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Dinkes Sleman Pantau KIPI Vaksin COVID-19, Pegal hingga Gatal-Bengkak - www.wartajaya.com
Site icon www.wartajaya.com

Dinkes Sleman Pantau KIPI Vaksin COVID-19, Pegal hingga Gatal-Bengkak

Sleman

Proses vaksinasi COVID-19 di Sleman, DI Yogyakarta, masih terus berlangsung. Hingga saat ini sudah ada ribuan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan (nakes) yang diberi suntikan vaksin. Dinas Kesehatan Sleman pun baru menerima laporan adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dengan taraf ringan.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menjelaskan hingga Minggu (24/1/2021) sore, sudah ada sekitar 4.300 SDM nakes yang menerima vaksin. Total ada 12.380 SDM nakes yang ditargetkan mendapatkan suntikan vaksin pada putaran pertama.

“Total SDM nakes di Sleman ada 12.380 dan sampai kemarin sore sudah tervaksinasi sekitar 4.300 nakes,” kata Joko kepada wartawan, Senin (25/1/2021).

Joko menjelaskan pihaknya sejauh ini sudah menerima laporan soal adanya KIPI. Ia menyebut penerima vaksin yang mengalami KIPI jumlahnya tidak sampai seratus orang.

“Sejauh ini dari 4.300 an SDM nakes itu, hanya (mengalami) KIPI ringan ada beberapa tapi tidak sampai 100, (kategori) sedang tidak ada apa lagi yang berat,” sebutnya.

Dijelaskan Joko, KIPI yang dialami masih dalam kategori ringan. Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap para penerima vaksin.

“Sejauh ini dari 4.300-an tidak ada yang menyampaikan keluhan yang terkait vaksin. Kalau ada kaitannya hanya pegal di sekujur tangan, itu kita pantau karena termasuk KIPI tapi yang ringan, kemudian gatal atau bengkak di bekas suntikan itu juga kita pantau dan termasuk yang ringan,” paparnya.

Lebih lanjut, Joko menjelaskan sejak tanggal 14 Januari 2021 hingga saat ini baru sepertiga SDM nakes yang menerima vaksin. Hal itu disebabkan adanya perubahan strategi vaksinasi yang membuat SDM nakes harus divaksin di fasilitas kesehatan tempatnya bekerja.

“Jadi yang divaksin baru sepertiga. Kenapa demikian? Karena perubahan strategi vaksinasi baru mulai hari ini. Kalau kemarin semua SDM nakes bisa mendapatkan vaksinasi di manapun tergantung SMS-nya, sekarang diubah. Jadi misalnya yang SDM nakes RSUP Dr Sardjito (vaksin) di Sardjito semua, RSUD Sleman di sana semua,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya segera melakukan redistribusi vaksin ke faskes yang membutuhkan.

“Jadi nanti akan ada redistribusi vaksin dari puskesmas dari yang karyawannya hanya 40 padahal dapat jatah 240 vaksin, jadi nanti sisanya kita ambil kita redistribusi ke faskes yang membutuhkan,” pungkasnya.

Simak Video “Laporan BPOM soal Efek Samping Penyuntikan Vaksin Corona
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Exit mobile version